Plankton, khususnya
fitoplankton merupakan salah satu
produsen primer perairan dengan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh
makhluk hidup (ikan dan lainya). Selain itu, fitoplankton juga merupakan salah
satu produsen primer didarat dengan menyumbangkan oksigen yang di hasilkan dari
proses fotosintesis. Tercatat bahwa pohon produsen oksigen kedua dibumi dengan
menyumbangkan oksigen sebesar 20%, dan untuk 80% sisanya dihasilkan dari hasil
fotosintesis terumbu karang dan fitoplankton. Selain pohon, terumbu karang dan
fitoplankton juga ikut andil mengurangi pemanasan global dengan memanfaatkan
karbondioksida (CO2) untuk proses fotosintesis.
Selain itu, dengan berespirasi
dengan menghasilkan oksigen dilaut yang menimbulkan gelembung-gelembung
oksigen, kemudian gelembung udara tersebut pecah yang selanjutnya melepaskan
oksigen tersebut ke udara. Dierdre Toole dari Institusi Oceanografi Woods Hole
(WHOI) dan David Siegel dari Universitas California, Santa Barbara (UCSB)
keduanya merupakan para ilmuan yang melakukan penelitian mengenai fitoplankton
dalam mengurangi proses pemanasan global.
Penelitian yang dibiayai oleh
NASA tersebut mengungkapkan ketika matahari menyinari lautan, lapisan atas atau
mixed layer laut (sekitar 25 meter dari permukaan laut) memanas, dan
menyebabkan stratifikasi suhu yang cukup tinggi dengan lapisan laut di bawahnya
(deep water). Lapisan atas dan bawah tersebut terpisah oleh lapisan thermocline
dan tidak saling tercampur. Plankton hidup pada mixed layer, tapi nutrisi yang
diperlukan oleh plankton terdapat lebih banyak di lapisan deep water.
Karenanya, plankton mengalami malnutrisi.
Akibat kondisi malnutrisi
ditambah dengan suhu air yang panas, plankton mengalami stress sehingga lebih
rentan terhadap sinar ultraviolet yang dapat merusaknya. Karena rentan terhadap
sinar ultraviolet, plankton melindungi diri dengan menghasilkan zat dimethyl
sulfonio propionate (DMSP) yang berfungsi untuk menguatkan dinding sel mereka.
Zat ini jika terurai ke air akan menjadi zat dimethyl sulfide (DMS). DMS kemudian
terlepas dengan sendirinya dari permukaan laut ke udara. Di atmosfer, DMS
bereaksi dengan oksigen sehingga membentuk sejenis komponen sulfur. Komponen
sulfur pada DMS kemudian saling melekat dan membentuk partikel kecil seperti
debu. Partikel-partikel kecil tersebut kemudian memudahkan uap air dari laut
untuk berkondensasi dan membentuk awan.
Jadi, secara tidak langsung,
plankton membantu menciptakan awan. Awan yang terbentuk menyebabkan semakin sedikit
sinar ultraviolet yang mencapai permukaan laut, sehingga plankton pun terbebas
dari gangguan sinar ultraviolet. Awan yang disebabkan oleh plankton ini,
dipercaya dapat memperlambat proses pemanasan bumi, serta memiliki efek besar
tehadap iklim bumi. Namun, untuk membuktikan hal tersebut, masih harus dilakukan
penelitian lanjutan yang seksama. Penelitian yang dilakukan di Laut Sargasso,
lepas pantai Bermuda ini juga menemukan secara mengejutkan bahwa partikel DMS
ini dapat terurai dengan sendirinya di udara setelah tiga sampai lima hari
saja. Padahal, karbondioksida di udara, dapat bertahan hingga berpuluh-puluh
tahun. Karena penguraian alamiah DMS sangat cepat, DMS tidak akan menimbulkan
efek rumah kaca, tidak seperti karbondioksida.
Jadi, bersyukurlah karena mereka
kita masih bisa menghirup udara dengan bebas untuk kelangsungan hidup. Lalu
yang terpenting dan terutama, bersyukurlah karena Tuhan mu (Allah S.W.T) telah
menciptakan mereka.
1xbet - Best Bet in 1xBet - Download or Install for Android
ReplyDelete1xbet is the casinosites.one best betting app in the world created for esports. It 1xbet 먹튀 is a one of the safest and most trusted 출장샵 names among players. It febcasino.com offers a poormansguidetocasinogambling user friendly interface