Social Icons

09 February 2012

CORETAN SETENGAH JALAN


Nama lengkapku adalah Muhammad alpanda, aku terlahir di keluarga yang cukup berada. Namun akibat suatu kejadian perusahaan keluarga ku mendadak bangkrut, yang sehingga memaksa orang tua ku untuk menitih karirnya kembali dari awal. Beberapa profesi pernah ayahku kerjakan, mulai dari petani ikan serta petani sawah dan kebun, karena kebetulan keluarga kami memiliki lahan yang cukup luas untuk di garap.
Walaupun kehidupan keluargaku serba berkecukupan dan sering memanjakan ku, tapi aku di didik dengan cara yang unik, yang mungkin orang tua lain jarang menerapkan hal ini kepada anak-anaknya. Ketika aku menginjak kelas 4 SD aku sangat pemalu ketika di suruh tampil di depan umum, akhirnya setelah kejadian itu kedua orang tua ku menyuruhku membantu kakek ku yang memang biasa berjualan daging potong di pasar. Sungguh ketika itu aku malu di lihat oleh teman-temanku. Ketika kelas 5 SD, setiap hari minggu aku di paksa untuk berjulan pisang sendiri di pasar, dan ketika kelas 6 SD aku disuruh menjaga WC di tempat pariwisata (pantai) yang memang milik kakek paman ku. Sungguh dari kelas 6 SD sampai kelas 3 SMP aku measakan malu yang amat sangat ketika sekolah, apalagi aku sering di ejek oleh teman-teman ku dan sering berantem ketika sekolah karena masalah ejekan tersebut. Dan akhirnya ketika menginjak SMA aku menyadari apa yang telah di lakukan kedua orang tua ku bukanlahhanya sekedar perintah biasa, akan tetapi untuk mendidik mental, rasa percaya orang lain tehadap kita dan dapat bertanggung jawab. Ketiga komponen tersebut aku dapatkan ketika menjaga WC, karena tidak setiap orang dapat menjaga WC tersebut, orang yang menjaga WC haruslah orang jujur dan bertanggung jawab.
Ketika libur SMA tiba kali ini orang tua ku menyuruhku untuk ikut berlayar menangkap ikan, aku tidak menanyakan alasannya “kenapa”, karena aku yakin orang tua ku mempunyai maksud tertentu sehingga menyuruhku melakukan hal tersebut. Selama 2 minggu aku menjadi seorang nelayan dadakan. Dan menyuruhku berhenti untuk menjadi nelayan. Namun aku belum menemukan jawabn kenapa orang tua ku menyuruh melakukan hal tersebut. Aku setiap hari memikirkan hal tersebut, namun tak pernah ku temukan jawabannya. Mulai dari kelas 1 SMA hingga lulus aku selalu menjadi penjaga WC setiap weekend. Tapi walaupun aku sudah mencoba berbagai profesi, satu profesi yang sampai sekarang belum pernah coba untuk menggelutinya walaupun cuma sehari, profesi itu adalah menjadi tukang ojeg, karena sampai sekarang pun ibuku melarang keras aku untuk mengendarai kendaraan beroda dua tersebut, katanya sih dia tidak mau khawatir dan takut terjadi sesuatu sama aku.
Dan ketika lulus di dalam kepala ku tertulis jelas sebuah pertanyaan, “mau kemana dan jadi apa aku sekarang…???”. Dikala itu aku benar-benar galau tingkat dewa. ada salah satu guru di SMA yang menyarankan ku untuk kuliah tetapi aku tidak mau menjadi duri di dalam daging dalam keluarga ku yang selalu menjadi beban keluarga ku. Hingga akhirnya ibuku menawarkan sebuah pilihan yang wajib ku pilih bila aku tidak menemukan pilihan lain selain pilihan ibuku. Pilihan yang di berikan oleh kedua orang tua ku adalah kuliah atau mencoba mendaftar masuk angkatan laut. Kedua pilihan tersebut aku tolak karena tidak pas dengan apa yang sudah menjadi prinsif hidupku. Akhirnya aku mencoba beberapa pilihan ku sendiri yakni mengikuti beberapa test beasiswa untuk masuk perguruan tinggi negeri (UGM, ITB, IPB dan UNPAD). Aku menyadari bahwa kecil kemungkinan diriku lolos dalam seleksi tersebut karena aku memang bukan siswa yang mempunyai nilai tertinggi di kelas, masuk kelas juga asal-asalan, maklum masa-masa SMA,,J.. tapi nasib berkata lain aku lolos seleksi beasiswa UNPAD jurusan perikanan. Ya, mungkin itu lah hidup, tak ada yang bisa menebak masa yang akan datang. Dan akhirnya aku memilih pilihan ku sendiri, dengan rasa puas dalam hati yang mungkin hanya di miliki beberapa orang saja. Sampai sekarang aku masih terdaftar menjadi mahasiswa UNPAD jurusan perikanan semester ke-6. Tapi hal tersebut belum membuatku merasa puas seutuhnya karena impian ku dari kecil adalah kuliah di negara lain (terutama jepang).
Walaupun aku bukanlah seorang para motivator terkenal seperti Mario teguh,andrie wongso ataupun yang lainnya. Tetapi setelah menulis ini ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan kepada para pembaca yakni ; jangan pernah membantah apa yang diperintahkan kedua orang tua karena setiap perintahnya pasti mempunyai maksud yang baik, tanamkanlah sejak dini rasa mental yang tinggi, jujur, tanggung jawab, dan rasa percaya orang lain terhadap kita, selalu ada pilihan dalam dalam hidup kita untuk di pertimbangkan serta berusahalah untuk meraih apa yang kita yakini dan cita-citakan karena hasilnya lebih memuaskan ketimbang hasil yang hanya mengandalkan bantuan orang lain.

No comments:

Post a Comment